Coklat, konon katanya makanan para dewa, sebenarnya rasa aslinya adalah pahit akibat kandungan alkaloid, tetapi setelah melalui rekayasa proses dapat dihasilkan coklat sebagai makanan yang disukai oleh siapapun. Biji coklat mengandung lemak 31%, karbohidrat 14% dan protein 9%. Protein coklat kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah ketengikan. Nah, ternyata makanan yang paling populer di bulan februari ini benar-benar membawa cinta dari dalam kegelapan. Dark Choclate ini sangat bermanfaat bagi kesehatan,terutama karena kandungan flavonoid-nya.
Flavonoids baru-baru ini cukup menarik karena sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia, antara lain sebagai antivirus, anti-alergi, antiplatelet, anti-kobaran, antitumor dan antioxidant. Pada Oktober 2005, Case Western Reserve University mempublikasikan sebuah temuan mereka tentang efek flavanoid pada kanker prostat. Penelitian ini dilakukan oleh Sanjay Gupta, Ph.D. Dalam penelitian ini, Gupta memberikan flavanoid secara oral pada tikus sebelum mengimplant sel-sel kanker prostat. Pada kelompok tikus yang lain flavanoid diberikan 2 minggu setelah implantasi tumor. Pemberian flavanoid sebelum implantasi tumor bertujuan untuk memberi gambaran bahwa flavanoid dapat digunakan untuk mencegah tumor. Sedangkan, pemberian flavanoid setelah implantasi tumor mendemonstrasikan efek terapi flavanoid pada kanker prostat.
Pada kedua kasus, flavanoid menghambat pertumbuhan tumor dan tidak menyebabkan efek samping seperti peningkatan berat badan, seperti yang sering terjadi pada pasien yang sedang dalam kemoterapi. Efek demikian ini terjadi karena flavanoid menurunkan kadar IGF-1(insulin-like growth factor) yang merupakan faktor risiko pada kanker payudara, prostat, kolon, dan paru-paru. Selain itu, flavanoid juga mampu meningkatkan kadar IGFBP-3 (insulin-like growth factor binding protein) yang merupakan lawan dari IGF-1 sehingga menurunkan risiko kanker. Efek ini terjadi melalui penurunan daya hidup dari sel kanker dengan cara merangsang destruksi sel. Pada studi yang lebih baru yang dipublikasikan di European Journal of Cancer Prevention bulan February 2008, Ekstrak polifenol dari coklat dengan dosis 24 mg/kg dapat melindungi tikus dari proses karsinogenesis kanker prostat jika diberikan terus menerus saat fase inisiasi dan promosi. Penelitian yang dipublikasikan pada bulan Juni 2008 oleh American Society for Biochemistry and Molecular Biology juga membuktikan efek proteksi dari zat yang terkandung dalam coklat terhadap kanker. Cocoa procyanidin fraction (CPF) mampu menghambat transformasi melalui penghambatan aktivitas mitogen-activated protein kinase kinase (MEK). Cocoa procyanidin fraction (CPF) dan procyanidin B2 juga menghambat 12-O-tetradecanoylphorbol-13-acetate (TPA). TPA ini menginduksi aktivitas promoter dan ekspresi cyclooxygenase-2, yang berperan dalam inflamasi dan karsinogenesis fase promosi. CPF ini juga menghambat transformasi sel yang diinduksi oleh Epidermal Growth Factor maupun H-RAS. CPF ini mempunyai efek yang lebih kuat dibanding theobromine dalam menghambat transformasi yang diinduksi TPA, ekspresi cox-2, transaktivasi activator protein-2 maupun nuclear factor-{kappa}B, dan MEK. Selain itu, procyanidin B2 mempunyai efek yang jauh lebih kuat dibanding dengan PD098059 (obat yang selama ini digunakan sebagai MEK inhibitor) terhadap aktifitas MEK1 dan transformasi sel neoplastik.
Selain manfaat dalam mencegah kanker, ternyata coklat juga mampu mencegah hipertensi. Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh American Chemical Society pada bulan December 2005, flavanoid mampu menghambat aktifitas Angiotensin converting enzyme. Seperti yang telah kita ketahui bahwa aktifitas ACE adalah salah satu target terapi dalam mengobati pasien hipertensi. Selain melalui penghambatan akifitas ACE, American Heart Association mempublikasikan bahwa flavanoid juga mampu mengurangi LDL kolesterol (dari 3.4±0.5 menjadi 3.0±0.6 mmol/L; P<0.05), mengurangi homeostasis model assessment of insulin resistance (P<0.0001).
Nah, selain buat mencegah kanker dan hipertensi, coklat ternyata juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa loh. Menurut penelitian yang dipimpin oleh Professor Ian Macdonald, coklat dapat meningkatkan aliran darah ke area-area penting di otak selama 2 sampai 3 jam. Nah, sebelum ujian, jangan lupa doping pake coklat..
Flavonoids baru-baru ini cukup menarik karena sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia, antara lain sebagai antivirus, anti-alergi, antiplatelet, anti-kobaran, antitumor dan antioxidant. Pada Oktober 2005, Case Western Reserve University mempublikasikan sebuah temuan mereka tentang efek flavanoid pada kanker prostat. Penelitian ini dilakukan oleh Sanjay Gupta, Ph.D. Dalam penelitian ini, Gupta memberikan flavanoid secara oral pada tikus sebelum mengimplant sel-sel kanker prostat. Pada kelompok tikus yang lain flavanoid diberikan 2 minggu setelah implantasi tumor. Pemberian flavanoid sebelum implantasi tumor bertujuan untuk memberi gambaran bahwa flavanoid dapat digunakan untuk mencegah tumor. Sedangkan, pemberian flavanoid setelah implantasi tumor mendemonstrasikan efek terapi flavanoid pada kanker prostat.
Pada kedua kasus, flavanoid menghambat pertumbuhan tumor dan tidak menyebabkan efek samping seperti peningkatan berat badan, seperti yang sering terjadi pada pasien yang sedang dalam kemoterapi. Efek demikian ini terjadi karena flavanoid menurunkan kadar IGF-1(insulin-like growth factor) yang merupakan faktor risiko pada kanker payudara, prostat, kolon, dan paru-paru. Selain itu, flavanoid juga mampu meningkatkan kadar IGFBP-3 (insulin-like growth factor binding protein) yang merupakan lawan dari IGF-1 sehingga menurunkan risiko kanker. Efek ini terjadi melalui penurunan daya hidup dari sel kanker dengan cara merangsang destruksi sel. Pada studi yang lebih baru yang dipublikasikan di European Journal of Cancer Prevention bulan February 2008, Ekstrak polifenol dari coklat dengan dosis 24 mg/kg dapat melindungi tikus dari proses karsinogenesis kanker prostat jika diberikan terus menerus saat fase inisiasi dan promosi. Penelitian yang dipublikasikan pada bulan Juni 2008 oleh American Society for Biochemistry and Molecular Biology juga membuktikan efek proteksi dari zat yang terkandung dalam coklat terhadap kanker. Cocoa procyanidin fraction (CPF) mampu menghambat transformasi melalui penghambatan aktivitas mitogen-activated protein kinase kinase (MEK). Cocoa procyanidin fraction (CPF) dan procyanidin B2 juga menghambat 12-O-tetradecanoylphorbol-13-acetate (TPA). TPA ini menginduksi aktivitas promoter dan ekspresi cyclooxygenase-2, yang berperan dalam inflamasi dan karsinogenesis fase promosi. CPF ini juga menghambat transformasi sel yang diinduksi oleh Epidermal Growth Factor maupun H-RAS. CPF ini mempunyai efek yang lebih kuat dibanding theobromine dalam menghambat transformasi yang diinduksi TPA, ekspresi cox-2, transaktivasi activator protein-2 maupun nuclear factor-{kappa}B, dan MEK. Selain itu, procyanidin B2 mempunyai efek yang jauh lebih kuat dibanding dengan PD098059 (obat yang selama ini digunakan sebagai MEK inhibitor) terhadap aktifitas MEK1 dan transformasi sel neoplastik.
Selain manfaat dalam mencegah kanker, ternyata coklat juga mampu mencegah hipertensi. Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh American Chemical Society pada bulan December 2005, flavanoid mampu menghambat aktifitas Angiotensin converting enzyme. Seperti yang telah kita ketahui bahwa aktifitas ACE adalah salah satu target terapi dalam mengobati pasien hipertensi. Selain melalui penghambatan akifitas ACE, American Heart Association mempublikasikan bahwa flavanoid juga mampu mengurangi LDL kolesterol (dari 3.4±0.5 menjadi 3.0±0.6 mmol/L; P<0.05), mengurangi homeostasis model assessment of insulin resistance (P<0.0001).
Nah, selain buat mencegah kanker dan hipertensi, coklat ternyata juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa loh. Menurut penelitian yang dipimpin oleh Professor Ian Macdonald, coklat dapat meningkatkan aliran darah ke area-area penting di otak selama 2 sampai 3 jam. Nah, sebelum ujian, jangan lupa doping pake coklat..
Saya dengar jika hal ini berlaku untuk konsumsi coklat dengan kadar yang sangat tinggi pada batangannya, minimal 90% ?
ReplyDelete