Sunday, June 22, 2008

Anatomy Cavum Nasi

Kembali lagi bersama Rakhmat Ari Wibowo dalam Anatomy Online. Pembahasan kita kali ini adalah cavum nasi. Kita akan membahas pembagian cavum nasi, tulang dan kartilago yang membatasi cavum nasi, sinus paranasales, struktur-struktur penting di cavum nasi, vaskularisasi dan inervasi cavum nasi, serta kelainan-kelainan pada cavum nasi.

Pembagian Cavum Nasi

Pintu masuk cavum nasi disebut nares anteriores atau nosetril sedangkan batas antara cavum nasi dan nasopharynx adalah choana (nares posteriores).

Cavum nasi merupakan suatu ruangan yang dibatasi oleh atap, lantai, lateral dan medial.

Atap cavum nasi : os frontonasal, os ethmoidal, os sphenoidal

Lantai cavum nasi : palatum durum (processus palatina os maxilla, lamina horisontal os palatina)

Dinding lateral :

a. os nasal, os maxilla, os lacrimal, os ethmoidal, os concha nasalis inferior, dan pars perpendicularis os palatini

b. cartilago lateralis nasi, cartilago alaris mayor crus lateral, cartilago alaris minor, dan cartilago sessamoid

Cavum nasi dexter dan sinister dibatasi oleh septum nasi yang dibentuk oleh 2 tulang dan 2 cartilago:

1. os vomer dan lamina perpendicular os ethmoidal

2. cartilago alaris mayor crus medial dan cartilago septi nasi

Berdasarkan epitel pelapisnya, cavum nasi dibagi menjadi 3 yaitu:

Vetibulum nasi : dilapisi epitel squamous complex, terdapat vibrissae (rambut)

Regio Respiratoria : dilapisi epitel pseudocolumnar

Regio Olfaktoria : dilapisi neuroepitelium yang berasal dari n.olfaktorius menembus lamina et foramina cribrosa

Vestibulum nasi dan Regio respiratoria dibatasi oleh limen nasi

Cavum Nasi Propria

Struktur yang terdapat di dalam cavum nasi propria :

1. meatus nasi inferior, terdapat muara dari ductus nasolacrimalis

2. concha nasalis inferior, terdapat os concha nasalis inferior

3. meatus nasi media, terdapat muara dari sinus maxillaris, sinus frontalis, cellulae ethmoidalis anterior et media

Jika concha nasalis media dibuka, akan terlihat

a. Hiatus semilunaris (cekungan)

b. Bulla ethmoidalis (penonjolan yang disebabkan oleh cellulae ethmoidalis media)

4. Concha nasalis media

5. Meatus nasi superior, terdapat muara dari cellulae ethmoidalis posterior

6. Concha nasalis superior

7. Recessus sphenoethmoidalis, terdapat muara dari sinus sphenoidalis

8. Atrium nasi, ruangan di depan concha nasalis media

9. Aggernasi, peninggian di dekat atrium nasi, terdapat carina nasi (reseptor bersin)

Vaskularisasi cavum nasi

1. Arteri ethmoidalis anterior et posterior - Arteri nasalis anterior lateral et septi

2. Arteri sphenopalatina arteri nasalis posterior lateral et septi

Arteri nasalis posterior septi akan berjalan menuju canalis incisivus dan nantinya akan beranastomosis dengan arteri palatina mayor. Isi canalis incisivus: a palatina mayor, a nasalis posterior septi dan nervus nasopalatinus

Plexus Kiesselbach : anyaman pembuluh darah di bagian anterior septum nasi. Pembentuk adalah a nasalis anterior septi et posterior septi, a palatina mayor, a labialis superior.

Epistaksis anterior biasanya karena pecahnya plexus kiesselbach. Epistaksis posterior biasanya karena ruptur a sphenopalatina

Innervasi cavum nasi

Anterior : n nasalis anterior (cabang dari n ethmoidalis anterior). Merupakan inervasi sensoris. Nasalis anterior juga mempercabangkan r nasalis eksternus yang menginervasi hidung bagian luar.

Posterior : n nasalis posterior inferior et superior (cabang dari ganglion sphenopalatina untuk membawa inervasi parasimpatis dan ganglion cervical superior untuk inervasi simpatis)

Efek parasimpatis pada cavum nasi : sekresi mukus dan vasodilatasi

SINUS PARANASAL

1. Sinus frontalis

a. Muara : meatus nasi media

b. Inervasi : nervus supraorbital

c. Vaskularisasi : arteri ethmoidalis anterior

d. Sistem Limfatikus : lnn Retropharynx

2. Sinus maxillaris

a. Muara : meatus nasi media

b. Inervasi : nervus infraorbital

c. Vaskularisasi : arteri infraorbital

d. Sistem Limfatikus : lnn submandibulla

3. Cellulae ethmoidalis

a. Muara :

- Cellulae ethmoidalis anterior dan media : meatus nasi media

- Cellulae ethmoidalis posterior : meatus nasi superior

b. Inervasi : nervus ethmoidalis anterior et posterior

c. Vaskularisasi : arteri ethmoidalis anterior

d. Sistem Limfatikus : ?

4. Sinus sphenoidalis

a. Muara : recessus sphenoethmoidalis

b. Inervasi : nervus ethmoidalis posterior

c. Vaskularisasi : arteri ethmoidalis posterior

d. Sistem Limfatikus : lnn Retropharynx

Kelainan

Sinusitis : radang pada sinus

Rinitis : radang pada cavum nasi

Polip : tonjolan pada cavum nasi

Anosmia : hilangnya daya hidu

Hyposmia : berkurangnya daya penhiduan, contohnya pada penderita flu

Rhinorrhea LCS : keluarnya LCS melalui hidung karena fraktur di daera lamina et foramina cribrosa

Infeksi pada daerah segitiga bahaya dapat menyebar ke otak melalui vena ophtalmica superior.



download video anatomy cavum nasi

download video anatomy cavum nasi.3gp


Artikel yang berhubungan:

Sunday, June 15, 2008

Serpihan Jantung Hati

Aku dianugerahi..

Sepasang pikiran agar dapat merenungi untuk apa aku berjalan di muka bumi

Sepasang mata untuk melihat terangnya sinar mentari dan indahnya guyuran sinar rembulan

Sepasang telinga untuk mendengarkan betapa merdu rintikan air hujan

Sepasang paru untuk mehirup aliran nafas

Sepasang tangan untuk merasakan lembutnya belaian angin

Sepasang kaki untuk mengarungi luasnya samudra kehidupan

Tapi

Kenapa jantung dan hatiku tidak sepasang?

Kenapa jantung dan hatiku hanya sekeping?

Karena

Kepingan jantungku yang lain slalu memompakan darah untukmu

Kepingan hatiku yang lain slalu menyembuhkan sgala laramu

Karena kau lah jantung hatiku

Friday, June 13, 2008

Menunggu Antrian

Segenap kru dan staff Takadaka™ mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada para pembaca yang setia menantikan sekedar goresan kata dari kami. Maaf karena dalam seminggu ini kami belum membeberkan berbagai gosip dan fakta dari bangku kuliah di fakultas kedokteran UGM. Segera setelah ini akan terbit BLOK 12: Anatomy of Lungs and Heart, BLOK 12 : Pathology Anatomy of Lungs and Hearts part II, Secondary Tumors on The Lungs , Paraneoplastic Syndromes of Tumors on The Lungs, Methemoglobin, dan juga berbagai gosip kedokteran lainnya. Jangan percaya gosip sebelum membaca buku referensi.

It’s for life, not for school, that we learnt

It’s for signaturing, not for learning , that we go to school

It’s for FUN

Monday, June 2, 2008

BLOCK 12 Pathology Anatomy : LUNG CANCER

Primary Tumors

Karsinoma Bronkogenik

Untuk tujuan pengobatan, karsinoma bronkogenik diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar yaitu NSCLC ( Non Small Cell Lung Cancer) dan SCLC (Small Cell Lung Cancer ). Alasan klasifikasi ini adalah:

Hampir semua SCLC telah bermetastasis saat diagnosis sehingga terapi yang tepat adalah kemoterapi, sedangkan NSCLC sebaiknya ditangani dengan bedah karena tidak berespons terhadap kemoterapi.

Perbedaan genetik :

  • Terdapat frekuensi tinggi mutasi gen TP53 dan RB pada SCLC.
  • Terdapat inaktivasi p16/ CDKN2A pada NSCLC, aktivasi onkogen K-RAS hampir hanya terjadi pada adenokarsinoma.


Tipe histologik utama karsinoma bronkogenik:

  1. Non Small Cell Lung Cancer (Karsinoma Paru non Sel Kecil
    1. Squamous Cell Carcinoma of The Lung ( Karsinoma Sel Skuamosa/ Epidermoid )
    2. Adenocarcinoma, termasuk Bronchiolo Alveolar Carcinoma ( Karsinoma Bronkoalveolar)
    3. Karsinoma Sel Besar
  2. Small Cell Lung Cancer


  3. Squamous Cell Carcinoma of The Lung

Karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel kecil memperliatkan keterkaitan terkuat terhadap pajanan tembakau. Lebih sering pada laki-laki. Cenderung timbul di bagian tengah bronkus utama. Tumor ini lebih lambat menyebar dibandingkan dengan tipe histologis yang lain.

Ciri Mikroskopis:

  1. Terdapat jaringan paru dengan tumor epitelial yang solid dan difus, menginfiltrasi ke jaringan sekitar.
  2. Sel tumor atipik, polymorphic, nucleus hyperchromatic atau jernih, sitoplasma moderat.
  3. Terdapat pearls keratin dan intercellular bridges.

Sering menyebabkan hiperkalsemia akibat sekresi Parathyroid Hormone related protein (PTHrp).


  1. Adenokarsinoma

Adenokarsinoma merupakan tumor paru tersering. Tumor ini lebih sering menyerang wanita, bukan perokok, usia kurang dari 45 tahun.

Adenokarsinoma biasanya terletak lebih perifer dan timbul pada jaringan parut perifer paru (scar carcinoma ). Adenokarsinoma memiliki keterkaitan paling lemah terhadap pajanan rokok. Sering memperlihatkan sindrom Hematologic.

Tipe histologis : asinar, papilar, dan solid

Lesi prekursor : Hiperplasia Adenomatosa Atipikal (HAA)

Ciri mikroskopis HAA: fokus proliferasi epitel yang berbatas tegas dan terdiri atas sel kuboid hingga kolumnar rendah yang mirip sel Clara atau pneumosit alveolus tipe 2.


Bronchiolo Alveolar Carcinoma

Gambaran kunci BAC adalah pertumbuhan sepanjang struktur yang ada dan dipertahankannya struktur alveolus ( BAC tidak menyebabkan destruksi struktur alveolus ). Sel tumor tumbuh dalam satu lapisan di atas septum alveolus ( pola pertumbuhan lepidic karena sperti kupu-kupu yang hinggap di pagar ).

Ciri mikroskopis

  1. Terdapat jaringan tumor epitelial yang tersusun papillar, menginfiltarasi ke jaringan sekitar.
  2. Karakteristik sel tumor : distinctive, tall, sel epitel kolumner hingga kuboid, melapisi sepanjang septum alveolus ( lepidic ).
  3. Terdapat sekresi musin yang banyak


Secondary Tumor

Metastatic Breast Cancer on The Lung

Ciri mikroskopis :

  1. Terdapat jaringan paru dengan sarang tumor epitelial yang tersusun tubuler, solid, dan pola comedo.
  2. Sel tumor atipik, polymorphic, nukleus hyperchromatic, sitoplasma banyak.
  3. Sarang tumor dapat ditemukan di pembuluh darah dan pembuluh limfe.


Metastatic Hepatocelluler Carcinoma on The Lung

Ciri mikroskopis :

  1. Terdapat jaringan paru dengan sarang tumor hepatosis malignant, dengan pola asinar, trabekular, dan glandular.
  2. Sel tumor atipik, polymorphic, nukleus hiperkromatik, sitoplasma banyak.
  3. Beberapa sel tumor mengandung pigmen empedu.


Metastatic Ovarial Carcinoma on The Lung

Ciri Mikroskopis :

  1. Terdapat jaringan paru dengan sarang tumor kista maligna yang dilapisi oleh sel kolumnar tinggi tidak bersilia.
  2. Tumor tersusun papiler, tubuler dan solid, menginfiltrasi ke jaringan sekitar.
  3. Sel tumor atipik, polimorfik, prominent nucleus.



Referensi :

Robbin and Cotran Pathologic Basis of Disease 7th Edition

BLOCK 9 Neoplasma : Pathology Anatomy of Tumor Mesenkimal

SINOVIAL SARCOMA

Makroskopis : multilobular, warna coklat

Mikroskopis :

- gambaran bifasik (sel spindel dan sel epitel)

- sel epitel membentuk pola glandular yang berisi masa eosinofilik amorfik

- sel spindle berlatarbelakang hialinisasi


IHC : cytokeratin untuk sel epitel, vimentin untuk sel spindle, EMA (ephitelial membrane antigene)

Metastasis ke paru dan tulang

Epidemiologi : 15 – 35 tahun

Varian histopatologis: bifasik n monofasik (tidak mempengaruhi prognosis)

Pola histologist :

- purely glandular monophasic SS

- epithelial SS

- calcifying SS

- poorly differentiated SS


FIBROUS DYSPLASIA

Makroskopis : massa tumor dengan konsistensi berpasir, kuning keabuan

Mikroskopis : trabekula tulang dengan konfigurasi fish-hook

Terdapat jaringan ikat di antara trabekula

Woven bone tidak pernah menjadi lamellar bone

Tipe : monoostotik (lebih sering) dan poliostotik

Sindrom yang terkait

  • Mc Cune Albright : FD, abnormalitas endokrin, café-au-lait spot
  • Mazabraud : FD, intramuscular myxoma

    Bisa menjadi malignan tapi jarang

    Penampakan radiologis : ground glass




    GIANT CELLS TUMOR OF TENDON SEATH

    Makroskopis : massa tumor multinoduler

    Mikroskopis :

    tumor tidak dikelilingi kolagen matur dan terdapt ruang
    pseudoglandular

    Sel dominan bulat dan polygonal yang sitoplasmanya jernih atau coklat jika berisi hemosiderin

    Banyak ditemui sel
    raksasa


    Epidemiologi : 30-50 tahun

    Ce : co = 2:1

    Sel Xanthoma (foam cells): memproduksi kolesterol yang dideposit pada ceft

    DD : GCT pada tulang

    IHC : sel mononuclear = CD 68, muscle specific actin

    Sel raksasa = CD 68, CD45, tartrat resistant acid phosphatase


    OSTEOMYELITIS

    Mikroskopis : ditemukan banyak sel radang

    Terlihat adanya sekuestrum yang dikelilingi sel inflammasi

    Terlihat adanya involukrum

    Mikroorganisme yang menyebabkan osteomyelitis: Staphilococcus Aureus(paling sering),E.coli (pada neonates), Salmonella (pada penderita sickle cell anemia), M.Tubercolosis (pott's disease)


    CHONDROSARCOMA

    Mikroskopis : terlihat lobulus-lobulus kartilago hyaline

    Terlihat area myxoid

    Hiposelluler dengan kondrosit normal

    Gambaran radiologis : O ring sign


    OSTEOSARCOMA

    MIkroskopis :

    Sel tumor terdiri atas sel2 stromal dan osteoid serta terlihat bone formation

    terlihat osteoid yang eosinophilik dengan kontur irregular yang dikelilingi osteoblast

    Sel tumor bizarre,pleomorfik, banyak mitosis patologis dan dapat ditemukan sel raksasa

    Gen yang terkait : Rb, MDM2, P53

    Epidemiologi : decade 1-2 (primer) ,decade 5-6 (sekunder)

    Pemerikasaan radiologi : segitiga codmann (pengangkatan periosteum, Sun burst ( adanya invasi sel tumor)

    Pemeriksaan biokimia : peningkatan alkalin phosphatase dan asam laktat dehidrogenase



Referensi :

Robbin and Cotran Pathologic Basis of Disease 7th Edition

Anatomy of Musculoskeletal System

Clavicula:

Linea trapezoidea = t4 ligamen coracoclavicula pars trapezoid

Tuberculum conoideum= t4 nempel ligament coracoclavicula pars conoid

Impressio legamenti costoclavicula = t4 nempel ligament costo clavicula

Sulcus musculi subclavii = tempat nempel musculus subclavius


Scapula

Acromion

Spina scapula

Fossa supraspinata=t4 musculus suprasinatus

Fossa infraspinata= t4 musculus infraspinatus

Fossa subscapularis = t4 musculus subscapularis

Angulus superior = origo musculus levator scapula

Angulus inferior

Margo medialis

Margo lateralis

Processus coracoideus = m biceps brachii caput breve (o), m coracobrachialis (o), m pectoralis minor (i)__lateral ke medial

Cavitas glenoidalis

Tuberculum infraglenoidalis = m triceps brachii capul longum (o)

Tuberculum supraglenoidalis = m biceps brachii caput longum (o)


HUMERUS

Caput humeri

Tuberculum majus = m supraspinatus, m infraspinatus, m teres minor (i)

Tuberculum minus = m subscapularis

Sulcus intertubercularis = dilewati tendo musculus biceps brachii caput longum

Collum chirurgicum = rawan fracture,,bisa kena n axillaris

Sulcus nervi radialis = dilewati nervus radialis

Crista tuberculi minoris = m teres mayor (i) m latissimus dorsi (i)

Crista tuberculi majoris = m pectoralis major (i)

Epicondylus medialis

Sulcus nervi ulnaris = dilewati nervus ulnaris

Trochlearis

Capitulum humeri

Epicondylus lateralis


Ulna

Olecranon = m triceps brachii (i)

Incisura trochlearis

Processus coronoideus

Tuberositas ulnae = m brachialis (i)

Incisura radialis = membentuk articulation radioulnar proksimal bersama circumferential articularis radii

Caput ulna

Circumferential articularis ulnae = membentuk articulation radioulnar distal bersama incisura ulnaris


Carpal

Lateral - medial

Schapoideum Lunatum Triquetrum Pisiformis

Trapezium Trapezoideum Capitatum Hamatum



Mari beralih ke sendi

ARTICULATIO STERNOCLAVICULARIS

Sendi sellaris,fungsional: peluru

Ligament sternoclavicular ant et post, ligament interclavicular, ligament costoclavicular

ARTICULATIO ACROMIOCLAVICULARIS

Sendi plana, fungsional peluru

Ligament acromioclavicular, ligament coracoclavicular

ARTICULATIO HUMERI

Sendi spheroid

Ligament coracohumeral,ligament glenohumeral

Anteversi = pectoralis major,biceps brachii, m coracobracialis, deltoideus pars clavicula

Retroversi = supra et infraspinata,teres major et minor,latissimus dorsi

Adduksi = m infraspinata, m teres major et minor, m latissimus dorsi, m deltoideus pars clavicula et spinalis

Abduksi = m deltoideus pars acromialis , m supraspinata

Endorotasi = m pectoralis major, m teres major, m subscapularis, m latissimus dorsi

Eksorotasi = m supraspinata, m infraspinata, m teres minor

Sendi ini lebih sering dislokasi ke arah anterior. Tanya kenapa? Karena ada rotator cuff yang ada di bagian posterior..


ARTICULATIO CUBITII

Ligamen collateral radialis et ulnaris,ligament anular radial

Dibentuk oleh 3 sendi :

Articulation Humeroulnar__ ginglymus

Articulation humeroradial__ spheroid

Articulation radioulnar __ trochoid__pronasi n supinasi

Fleksi = m brachialis, m biceps brachii, m brachioradialis

Ekstensi = m triceps brachii


ARTICULATIO RADIOULNARIS DISTAL __ trochoid__pronasi n supinasi

ARTICULATIO RADIOCARPALIS __ ellipsoid

ARTICULATIO CARPOMETACARPAL __ plana

ARTICULATIO CARPOMETACARPALIS POLICIS __ selaris


Mari bermain bersama otot,,,


Musculus pectoralis major

Insertion di crista tuberculi major humerii. Fungsi: adduksi, anteversi articulation humeri

Musculus pectoralis minor

Insertionya ada di processus coracoideus. Paling medial loh..arah serabutnya juga ke medial..

Musculus serratus anterior

Diinervasi oleh nervus thoraces longus. Kalo terjadi kerusakan pada nervus tsb, terjadi WINGS SCAPULA


Kompartemen anterior

Diinervasi oleh nervus musculocutaneus

Musculus coracobrachials

Origonya ada di processus coracoideus.

Fungsi = anteversi articulation humerii

Musculus biceps brachi

Insertionya ada di tuberositas radii

Caput longus ada di lateral. Origo di tuberculum supraglenoidale

Caput breve berorigo di processus coracoideus.

Fungsi = anteversi articulation humeri, fleksi articulation cubiti

Musculus brachialis

Insertionya ada di tuberositas ulna

Di preparat, musculus ini terlihat seperti lanjutan dari musculus deltoideus


Kompartemen posterior..

Fungsi buat ekstensi

Inervasi oleh nervus radialis

Musculus triceps brachii caput longum, lateral,et medial

Caput medial terlihat kalau caput longum uda dibuka

Caput longum ber origo di tuberculum infraglenoidalis

Insertio di olecranon


MUSCULUS DELTOIDEUS

Terdiri dari 3 pars yaitu pars clavicularis, acromialis et spinalis. Di inervasi oleh nervus axillaris. Insertio di tuberositas deltoidea. Jika terjadi kerusakan pada n axillaris, akan terjadi shoulder box..

ROTATOR CUFF

MUSCULUS TERES MINOR

Retroversi, adduksi, eksorotasi articulation humeri

Insertion di tuberculum majus

Inervasi oleh nervus axillaris

MUSCULUS SUPRASPINATA

Retroversi, abduksi, eksorotasi articulation humeri

Insertio di tuberculum majus

Inervasi oleh nervus suprascapularis

MUSCULUS INFRASPINATA

Retroversi, adduksi, eksorotasi articulation humeri

Insertion di tuberculum majus

Inervasi oleh nervus suprascapula

MUSCULUS SUBSCAPULARIS

Endorotasi articulation humeri

Inervasi oleh nervus subscapularis


MUSCULUS TERES MAJOR

Retroversi, endorotasi, adduksi

Insertion di crista tuberculi minoris

Inervasi oleh nervus subscapularis


ANTEBRACHI

MUSCULUS BRACHIORADIALIS

Flexor articulation cubiti

Insertion di processus styloideus radii

Inervasi oleh nervus radialis

Kompartemen anterior

SUPERFICIAL

berorigo di epicondylus medialis

MUSCULUS PRONATOR TERES

MUSCULUS FLEXOR CARPI RADIALIS

MUSCULUS PALMARIS LONGUS

MUSCULUS FLEXOR CARPI ULNARIS

INTERMEDIET

MUSCULUS FLEXOR DIGITORUM SUPERFICIALIS__ origo di epicondylus medialis


PROFUNDUS

MUSCULUS FLEXOR POLICIS LONGUS

MUSCULUS FLEXOR DIGITORUM PROFUNDUS

MUSCULUS PRONATOR QUADRATUS


Mari kita ke bagian posterior…

Paling gampang terlihat adalah MUSCULUS EKSTENSOR DIGITORUM COMMUNIS dan MUSCULUS EXTENSOR CARPIULNARIS__origo di epicondylus lateralis

Jika 2 otot di atas dibuka,akan terlihat:

Mulai dari lateral..

Terlihat 2 musculus yang di silangi oleh 3 musculus…

2 musculus yang disilangi adalah

Musculus ekstensor carpiradialis longus et brevis__origo di epicondylus lateral humeri


3 musculus yang menyilangi adalah:

(dari lateral)

Musculus abductor policis longus

Musculus ekstensor policis brevis

(diselingi oleh tabatiere anatomique__ada arteri radialis)

Musculus ekstensor policis longus


Di samping MEPL ada musculus ekstensor indicis

OTOT-OTOT THENAR

Musculus abductor policis brevis

Musculus flexor policis brevis

Musculus opponens policis


OTOT-OTOT HYPOTHENAR

Musculus abductor digiti minimi

Musculus flexor digiti minimi

Musculus opponens digiti minimi


KLINIS

Tempat-tempat special:

Spatium triangular

Superomedial = teres minor

Inferior = teres major

Lateral = triceps brachii caput longum

Dilewati arteri circumflexa scapula

Spatium quadrangulare

Superior = teres minor

Inferior = teres major

Medial = triceps brachii caput longum

Lateral = collum chirurgicum

Dilewati oleh arteri circumflexa humeri posterior dan nervus axillaris



PLEXUS BRACHIALIS

Berdasarkan letak terhadap arteri axillaris

FASCICULUS LATERAL -- nervus muscululokutaneus

-- nervus medianus

FASCICULUS MEDIAL -- nervus medianus

-- nervus ulnaris

FASCICULUS POSTERIOR -- nervus radialis

-- nervus axillaris

Di antara m triceps brachii caput lateral et medial ditembus oleh nervus radialis dan arteri collateralis radialis (cabang dari a profunda brachii)


CANALIS CARPALIS

Beratapkan retinaculum musculorum flexorum

Dilewati oleh nervus medianus, tendo m flexor digitorum superficial et lateral

CTS(carpal tunnel syndrome) menyebabkan tergencetnya n medianus lalu menyebabkan kondisi preacher hand


CANALIS GUYON

Dilewati nervus axillari

Macam2 akibat cedera

Drop hand

Preacher hand : cedera nervus medianus

Claw hand : cedera nervus ulnaris pada sulcus nervi ulnaris

Wrist drop : cedera nervus radialis

Fraktur montegia : fraktur ulna proksimal dan dislokasi articulation radioulnar proksimal

Fraktur Galeazi : fraktur distal radius dan dislokasi articulation radioulnar distal

Fraktur Colesh : fraktur distal radius, fragmen ke arah posterior

Fraktur smith : fraktur distal radius, fragmen ke arah anterior



MARI KE DAERAH INGUINAL

Musculus ilaca dan musculus psoas mayor bersatu menbentuk m iliopsoas…m psoas minor membentuk arcus iliopectineus yang memisahkan ruangan dibawah lig inguinale menjadi lacuna musculorum dan lacuna vasorum

LACUNA MUSCULORUM = m iliopsoas, n femoralis

LACUNA VASORUM = a v femoralis,r femoralis n genitofemoralis canalis femoralis


Sekarang ke bokong dulu,,,

MUSCULUS GLUTEUS MAXIMUS__n gluteus inferior

MUSCULUS GLUTEUS MEDIUS et MINIMUS__n gluteus superior__insersi di trochanter major

FORAMEN SUPRAPIRIFORMIS : a v n gluteus superior

MUSCULUS PIRIFORMIS__insersi di trochanter major

FORAMEN INFRA PIRIFORMIS__ av pudenda interna n pudendus, avn gluteus inferior,n ischiadicus

MUSCULUS GEMELLUS SUPERIOR__ insersi di fossa trochanterica

MUSCULUS OBTURATORIUS INTERNUS(tendo)__ insersi di fossa trochanterica

MUSCULUS GEMELLUS INFERIOR__ insersi di fossa trochanterica

FORAMEN ISCHIADICUM MINOR = tendo m obturatorius internus, av pudenda interna, n pudendus

MUSCULUS QUADRATUS FEMORIS __ insersi di crista intertrochanterica




Ke FEMUR

KOMPARTEMEN ANTERIOR

TENSOR FACIA LATA : SIAS(o),tractus iliotibialis (i),inervated by n gluteus superior

SARTORIUS

SIAS (o), tuberositas tibiae medial (i)

Fleksi art.coxae n genus, endorotasi art genus, exorotasi art coxae,abduksi art coxae

Inervated by femoralis nerve

QUADRICEPS FEMORIS: (insersi di tuberositas tibiae) inervated by femoralis nerve__ekstensi art genus

MUSCULUS RECTUS FEMORIS__origo di SIAI__flexi art coxae

MUSCULUS VASTUS LATERAL

MUSCULUS VASTUS MEDIAL

MUSCULUS VASTUS INTERMEDIUS


KOMPARTEMEN MEDIAL__inervated by obturatorius nerve

MUSCULUS PECTINEUS__ + NERVUS FEMORALIS__pecten ossis pubis(o)__ linea pectinea femoris (i)

MUSCULUS ADDUCTOR LONGUS

MUSCULUS ADDUCTOR BREVE

MUSCULUS ADDUCCTOR MAGNUS__ nervus ischiadicus

MUSCULUS GRACILIS__ paling medial


KOMPARTEMEN POSTERIOR

MUSCULUS BICEPS FEMORIS __ insersi di caput fibula

CAPUT LONGUM__ berjalan bersama semitendinosus menuju tuber ischiadicum

CAPUT BREVE

SEMITENDINOSUS __ origo di tuber ischiadicum (bersatu dgn BF CL)

SEMIMEMBRANOSUS__ tuber ischiadicum (o)


Jalan ke CRURIS yukk,,,

KOMPARTEMEN ANTERiOR__inervated by nervus fibularis profundus

Medial-lateral

M TIBIALIS ANTERIOR__nempel di membrane interossea__insersi di tengah2 pedis MEDIAL__buat inversi(eksorotasi) deh

M EKSTENSOR HALUCIS LONGUS

M EKSTENSOR DIGITORUM LONGUS


KOMPARTEMEN LATERAL

Inervasi oleh n fibularis superficial,,buat eversi(endorotasi)

Lateral- medial

M FIBULARIS LONGUS

M FIBULARIS BREVIS


KOMPARTEMEN POSTERIOR__ inervated by tibialis nerve

TRICEPS SURAE__ insersi di tuber calcanei

M GASTROCNEMIUS

M SOLEUS

M PLANTARIS__ada di lateral,tendo panjang bgt


Medial- lateral

M FLEKSOR DIGITORUM LONGUS__ 2x menyilang

M TIBIALIS POSTERIOR__ nempel d membrane interossea__insersi di tengah2 pedis lateral

M FLEXOR HALUCIS LONGUS

Chiasma cruris= persilangan MFDL dengan MTP

Chiasma plantaris= persilangan MFDL dengan MFHL


Mari lanjut ke pedis

Daerah plantar:

Aponeurosis plantaris

M Fleksor Digitorum BREVIS

TENDO MUSCULUS FLEKDOR DIGITORUM LONGUS

TENDO M FLEKSOR HALUCIS LONGUS(medial dari TMFDL)

MUSCULUS QUADRATUS PLANTARIS(lateral dari TMFDL)

M ABDUCTOR HALUCIS

M FLEKSOR HALUCIS BREVIS

M ABDUCTOR DIGITI MINIMI

M FLEKSOR DIGITI MINIMI

M LUMBRICALES


Vaskularisasi yuuk,,,

Arteri n vena femoralis melewati lacuna vasorum (arteri lebih posterior),kemudian melewati canalis adductorius,sampai di fossa poplitea ganti nama menjadi av poplitea, kemudia bercabang menjadi arteri tibialis anterior dan truncus tibiofibularis(a tibialis posterior , a fibularis)..

Perjalanan arteri tibialais—melewati inferior maleolus medialis bersama nervus tibialis

Arteri tibialis anterior jalan di bag anterior bersama nervus fibularis profundus,,kemudian menjadi a dorsalis pedis

Sekarang ke VENA SUPERFICIAL yuuk,,

Vena SAPHENA MAGNA( cabang dari vena FEMORALIS) berjalan di daerah medial, kemudian ditemukan di superior dari maleolus medialis bersama nervus saphenus

VENA SAPHENA PARVA merupakan cabang dari vena poplitea yang berjalan bersama n surae di daerah posterior,,kemudian melewati maleolus lateralis


ARTICULATIO COXAE

Lig iliofemorale,ischiofemorale,pubofemorale

Art spheroidea

Dislokasi kea rah posterior karena lig iliofemorale lemah


ARTICULATIO GENU: FEMOROPATELLARIS,MENISCOFEMORALIS,MENISCOTIBIALIS

BACK

M trapezius (n acessorius): pars decenden,transverses,ascenden)

M latissimus dorsi (n dorso thoracalis) berinsersi di crista tuberculi minoris

M LEVATOR SCAPULA (n dorsalis scapula)

M RHOMBOIDEUS MINOR ( n dorsalis scapula)

M RHOMBOIDEUS MAYOR (n dorsalis scapula)

M SERRATUS POSTERIOR SUPERIOR et INFERIOR

M SPLENIUS

M ERECTOR SPINA

M SPINALIS, M LONGISSIMUS, M ILIOCOSTALIS


TRIGONUM AUSKULTATUM: dibatasi M RHOMBOIDEUS MAYOR, M TRAPEZIUS, M LATISSIMUS DORSI

TRIGONUM LUMBAL (tempat sering terjadi herniasi) dibatasi M ILIOCOSTALIS,M OBLIQUES EKSTERNUS,CRISTA ILIAKA



Refferensi

Clinically Oriented Anatomy (5th Edition)

PROTEIN DAN ASAM AMINO

Asam Amino

Sesuai dengan namanya, asam amino terdiri dari gugus asam (-cooh) dan gugus amin (-nh2)

Pada titik isoelektris, asam amino berbentuk:




Asam amino dalam bentuk ion tersebut dinamakan zwitter ion yang bersifat amfoter (bisa bsersifat asam maupun basa).

Pada pH dibawah titik isoelektrisnya, asam amino berbentuk



Pada pH di atas titik isoelektrisnya, asam amino akan berbentuk


Asam amino mempunyai paling sedikit 1 C asymetris (kecuali glisin), sehingga bersifat optis aktif.


Penggolongan asam amino

  1. Esensial vs non essensial

    Asam amino essensial adalah asam amino yang diperlukan tubuh namun tubuh tidak mampu mensintesis.

    HaVe A LITTLe More

    Histidin Valin Lisin Isoleusin Triptophan Treonin Leusin Methionin

    Histidin dan arginin sering disebut asam amino semi essensial karena tubuh dapat mensintesis namun tidak mencukupi kebutuhan

  2. Berdasarkan Rantai R

    Rantai alifatis : glisin,valin,alanin,leusin,isoleusin

    Gugus –OH : serin,treonin,tyrosin

    S : sistein, methionin

    Gugus asam : aspartat, asparagin, glutamate,glutamine

    Gugus basa : arginin,lisin,hydroksilisin,histidin

    Cincin aromatis : tyrosin,tryptophan,fenilalanin,histidin

    Asam imino : prolin, hidroksiprolin



PROTEIN

Protein merupakan asam rantai asam amino dengan ikatan peptide yang terbentuk dari gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus amin dari asam amino yang lain.

2 asam amino : dipeptida

3 : tripeptida

4 : tetrapeptida

>4 : polipeptida

>100 : protein


Untuk mengetahui urutan asam amino dari suatu protein:

  1. Hidrazinolisis
  2. Reagen Sanger 1-fluoro-2,4 dinitrobenzena
  3. Reagen Edmann fenilisotiosianat
  4. Pencernaan dengan aminopeptidase atau karboksipeptidase

Klasifikasi protein

  1. Bentuk

    Fibrosa :sumbu panjang : sumbu pendek >10

    Kolagen,fibrin,keratin

    Globulin : sumbu panjang : pendek < 10, biasanya 3 atau 4

    Globulin, albumin, insulin,

  2. Elemen penyusun
    1. Sederhana : bila dihidrolisis, menghasilkan asam amino saja
      1. Albumin : larut dalam air,asam dan basa.

        Mengendap dalam ammoniumsulfat jenuh

      2. Globulin : larut dalam asam dan basa, tidak larut dalam air

        Mengendap dalam ammoniumsulfat setengah jenuh

      3. Glutelin dalam gandum
      4. Prolamin : larut dalam alcohol 70 – 80%. Zein dalam jagung, gliadin dalam gandum
      5. Albuminoid(skleroprotein) kolagen dan keratin
      6. Histon : banyak mengandung asam amino basis
      7. Protamin : bersifat basa

        Tidak dapat digumpalkan dengan pemanasan

        Contoh : salmin dalam ikan salem

    2. Protein terkonjugasi
      1. Nucleoprotein : PS + asam nukleat. Contoh: nukleohiston dan nuklein
      2. Glikoprotein : PS + karbohidrat. Contoh : musin
      3. Lipoprotein : PS + lipid. Contoh : fosfolipid,kolesterol
      4. Fosfoprotein : PS + phosphate. Contoh : kasein
      5. Kromoprotein : PS + zat warna. Contoh : Hb,hemosianin, sitokrom
      6. Metaloprotein : PS + logam. Contoh : seruloplasmin (Cu), siderofiin (Fe)
    3. Derivate protein
      1. Derivate protein primer : senyawa yang dihasilkan dari dekomposisi protein. Contoh : koagulum protein,protean,metaprotein
      2. Derivate protein sekunder : produk hidrolisis protein. Contoh : proteosa, pepton,peptide, diketopiperazin
  3. Fungsi dalam Tubuh

    Katalis : enzim

    Kontraksi : aktin dan myosin

    Pengaturan : calmodulin

    Regulasi gen : histon

    Hormon : insulin

    Proteksi : immunoglobulin

    Struktural : kolagen,keratin

    Transport : albumin

Struktur Protein

  1. Struktur primer : dibentuk oleh ikatan peptide dalam 1 rantai polipeptida
  2. Struktur sekunder : alfa helix
  3. Struktur tersier : berbentuk melipat karena adanya ikatan disulfide dan van der walls
  4. Struktur kuartener : beberapa polipeptida menjadi satu.



Pembahasan Praktikum

  1. Biuret

    Tujuan : mengetahui adanya ikatan peptide

    Prosedur : protein + NaOH + CuSO4

    Fungsi reagen

    1. NaOH : mencegah endapan Cu(OH)2, memecah ikatan protein sehingga terbentuk urea, sbg katalisator
    2. CuSO4 : donor Cu2+

    Dasar reaksi : reaksi positif ditandai dengan terjadinya warna ungu karena adanya kompleks yang terjadi antara ikatan peptide dengan O dari
    air. Reaksi ini disebut reaksi biuret karena positif terhadap biuret (kondensasi 2 molekul urea)

    2CO(NH2)2 à CONH2 – NH --CONH2 (biuret) + NH3

    CuSO4+ 2H2O à Cu(OH)2 + H2SO4

    Cu(OH)2 + NH3 à warna ungu

    Reaksi juga positif terhadap senyawa organic yang mempuyai gugus CO(NH2), SC(NH2), NHC(NH2), H2C(NH2)

    Ikatan peptide panjang
    à
    ungu

    Ikatan peptide pendek
    à
    pink


  2. Milon Nase

    Tujuan : mengetahui adanya gugus hidroksifenil ( tyrosin)

    Prosedur : protein + reagen merkurisulfat (HgSO4 +H2SO4) à panaskan àkuning àdinginkan + NaNO2
    à panaskan à merah

    Fungsi reagen : HgSO4 sbg donor Hg2+

    H2SO4 memberi suasana asam agar Hg tidak mengendap, menghidrolisis protein agar terdapat tyrosin

    NaNO2 mereduksi Hg

Prinsip reaksi : pengikatan Hg pada hidroksifenil menghasilkan kompleks berwarna merah







  1. Hopkins Cole

    Tujuan : menunjukkan adanya inti indol dari triptofan

    Prosedur : protein + formaldehid+ merkurisulfatàaliri dengan asamsulfat

    Prinsip reaksi : kondensasi 2 inti indol dan aldehid menyebabkan adanya cincin ungu pada bidang batas











  2. Xanthoprotein

    Tujuan : menunjukkan adanya inti benzene (cincin fenil). Untuk identifikasi tyrosin,trptophan, fenilalanin

    Prosedur : protein + HNO3 à + NaOH berlebih

    Prinsip reaksi :









  3. Sulfur

    Tujuan : mengidentifikasi asam amino yang mengandung gugus S (sistein,methionin)

    Prosedur : protein + NaOH àpanaskan à +Pb(CH3COO)2

    Fungsi reagen : NaOH mengubah S organic menjadi S anorganic

    Pb-asetat sbg donor Pb2+

    Prinsip reaksi :


    SH-CH2-CH(NH3)+-COO- + NaOH à Na2S

    Na2S + Pb(CH3COO)2 à PbS (hitam)





  4. Ninhydrin

    Tujuan : menunjukkan adanya asam amino

    Prosedur : protein + triketohydrindenehidrat

    Prinsip reaksi :

    Ninhydrin merupakan oksidator yang menyebabkan dekarboksilasi oksidatif dari asam amino yang menghasilkan CO2, NH3, dan aldehid yang rantainya lebih pendek 1 C dari asam amino asalnya. Ninhydrin yang tereduksi akan bereaksi dengan NH3 sehingga membentuk senyawa kompleks berwarna biru dengan absorpsi warna maksimum pada panjang gelombang 570 nm.










  5. Pengendapan oleh Garam Metalik

    Dasar reaksi : penetralan muatan

    Pada pH alkalis dari titik isoelektris, protein bermuatan (-). Dengan adanya ion (+) dari logam,akan terjadi penetralan muatan dan protein mendekati titik isoelektris sehinggan mengendap. Endapan akan larut dengan penambahan alkali encer

  6. Pengendapan oleh alkaloid

    Dasar reaksi : penetralan muatan

    Pada pH lebih asam dari titik isoelektris, protein bermuatan (+). Dengan adanya ion (+) dari asam sulfosalisilat,asam tugstat, asam pikrat,akan terjadi penetralan muatan dan protein mendekati titik isoelektris sehinggan mengendap. Endapan akan larut dengan penambahan asam encer


  7. Pengendapan oleh garam dan alcohol pekat

    Protein dapat diendapkan oleh alcohol dan ammoniumsulfat karena protein mempunyai gugus –NH2, -NH, -OH , -CO yang mengikat air. Alkohol dan ammonium sulfat yang bersifat higroskopis akan menarik air tersebut sehingga protein kehilangan air, mempunyai kelarutan terkecil dan mudah mengendap

  8. Pengendapan albumin dan globulin

    Dasar reaksi : denaturasi protein adalah rusaknya sifat fisik dan fisiologik protein. Dapat disebabkan karena pemanasan dan penambahan asam kuat. Denaturasi hanya merusak ikatan sekunder, tertier, dan kuartener.

  9. Efek asam kuat

    Dasar reaksi : denaturasi protein adalah rusaknya sifat fisik dan fisiologik protein. Dapat disebabkan karena pemanasan dan penambahan asam kuat. Denaturasi hanya merusak ikatan sekunder, tertier, dan kuartener.

  10. Efek formaldehid

    Dasar reaksi : asam amino yang berikatan dengan formaldehid akan bereaksi asam (kehilangan sifat basa) karena formaldehid terikat pada gugus amin membentuk derivate asam amino dimetilol.


Refferensi:

Harper's Illustrated Biochemistry (Harper's Biochemistry)

Sunday, June 1, 2008

Search Engine Optimization (catatan dari Workshop SEO di FMIPA UGM)

Banyak aspek yang mempengaruhi agar web kita mendapat peringkat yang bagus di Search Engine. Dari Workshop SEO yang diselenggarakan himakom, berikut ini beberapa triks dari Workshop Himakom yang saya rangkum:

  1. Pemilihan Keyword

    Pemilihan keywords kutulis di baris paling atas karena menurutku, inilah permulaan yang palin vital dalam SEO. Kenapa? Karena bagaimanapun kita optimalisasi, kalau ternyata kita memilih keywords yang kurang tepat, it is nothing. Perumpamaannya gini:

    Kita akan membangun sebuah toko (perumpamaan untuk website). Tentunya, kita harus terlebih dahulu menentukan apa produk yang akan kita jual (perumpamaan untuk isi web). Walaupun kita sudah membangun toko yang megah dengan pelayang super seksi dan menarik, namun jika produk yang kita jual tidak banyak dicari oleh konsumen, tentunya pengunjung toko kita pun sedikit.

    Selain memilih produk yang banyak dicari konsumen, kita juga harus mempertimbangkan banyak hal, seperti seberapa banyak saingan kita. Walaupun kita menjual produk yang sold out, namun jika banyak saingannya super banyak,tentunya toko kita g bisa seramai yang kita harapkan.

    Jadi intinya kita harus menentukan keyword yang most wanted namun sedikit saingan. Di antara jutaan rangkaian kata, pastilah ada kata yang banyak dicari namun sedikit saingan. Mutiara memang banyak dicari banyak orang. Mutiara pun keberadaannya sangat sedikit. Gimana sih cara mencari mutiara itu? Silakan baca artikel 1001 Jurus Memilih Kata Kunci

  2. Optimalisasi keyword

    Nah, tadi kita sudah membangun toko dan juga menentukan apa isi toko. Hmm,,tentunya kita harus menempatkan produk-produk kita agar bisa dilihat konsumen (dalam hal ini konsumen merupakan analogi dari pengunjung web dan juga mesin pencari). Apa saja yang dapat kita lakukan?

    Mari kita lihat ke toko-toko besar di sekeliling kita. Ketika kita masuk ke gerbang toko, di sana sudah terpampang beberapa papan yang bertuliskan beberapa barang yang dijual. Nah, papan itu tentunya mempermudahkan kita menuju barang yang kita cari. Di dalam toko pun tentu banyak kita temukan papan-papan petunjuk. Selain papan, kita juga dapat menemui para pelayang toko yang selalu menyejukkan mata dan juga dengan senang hati menuntun kita menuju ke barang yang kita cari. Inilah yang dinamakan internal links. Link yang ada di dalam website kita sendiri yang akan mengantarkan ke halaman yang ingin pengunjung lihat. Nah, pemilihan anchor texts yang akan kita jadikan sebagai internal link ini juga harus tepat. Pemasangan link pun juga butuh strategi khusus. Bagaimana strategi pemilihan dan pemasangan internal links? Silakan baca artikel Strategi pemilihan dan pemasangan link internal.

    Hmm,,sebelum kita menuju toko, tentunya kita melewati jalan raya dan toko-toko yang lain. Nah, tentu dapat kita lihat banyak spanduk, banner, leaflet, papan iklan, dan juga iklan-iklan lain yang akan menuntun kita menuju toko yang kita cari. Bahkan kadang di toko yang lain, kita dapat menemukan leaflet atau iklan yang menunjukkan tempat dimana toko yang kita cari berada. Itulah pentingnya external links. Tentunya link eksternal itu akan sangat menguntungkan kita karena pengunjung pun akan sangat mudah mengetahui keberadaan website kita. Lalu, kadang-kadang kan ada toko yang menyediakan tempat di dalam tokonya untuk toko lain yang ingin iklan. Ada yang gratis ada yang bayar. Tentu kita jadi berpikir, kenapa ada yang memberi ruang gratis untuk toko lain. Tentu itu sangat bermanfaat. Coba simak cerita ini.

    Bowo membeli roti di toko roti A. Ketika dia membayar di kasir, bowo melihat sebuah poster yang mengatakan bahwa ada toko B menjual berbagai baju super duper keren. Nah, bowo pun tertarik. Ketika di kampus, bowo menceritakan hal itu pada teman-temannya. Namun, ketika temannya menanyakan hal yang mendetail tentang toko B, bowo pun mengatakan," Lihat aja poster yang ada di toko A". Maka, teman-teman Bowo yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang toko B, mereka datang dulu ke toko A untuk melihat poster.

    Itulah manfaat kita memasang link yang menuju website lain. Pemilihan anchor texts untuk link eksternal juga harus diperhatikan. Bagaimana trik dan tips memasang link eksternal? Simak saja di artikel Tips dan Trik Pemasangan Link Eksternal.

  3. Optimalisasi Feeds

    Hmm,,, maaf belum sempat menulis optimalisasi feeds.