Mencapai berat badan yang sehat sebelum hamil dan mendapatkan kenaikan berat badan yang tepat selama kehamilan secara signifikan mengurangi risiko kematian bayi. Ini lah hasil terbaru menurut penelitian dari University of Pittsburgh Graduate School of Public Health.
Temuan yang dipublikasikan secara online dalam edisi Februari dari jurnal Obesity, menyoroti perlunya pendekatan komprehensif untuk mengurangi obesitas di kalangan wanita usia reproduksi yang meliputi konseling berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan. Penelitian ini didanai oleh National Institutes of Health (NIH).
"Satu dari tiga wanita mulai hamil dengan berat badan yang tidak sehat, dan lebih dari setengah dari perempuan mengalami kenaikan berat badan yang berlebihan selama kehamilan," kata peneliti, Lisa Bodnar, Ph.D., MPH, RD. "Sementara penelitian lebih lanjut perlu dilakukan, kami berharap bahwa penelitian ini dapat digunakan untuk memulai dialog antara dokter dan wanita usia reproduksi tentang pentingnya mendapatkan kenaikan berat badan yang tepat saat hamil, tetapi juga mengurangi kelebihan berat badan sebelum mereka hamil sebagai cara potensial untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi. "
Setiap tahun, sekitar 24.000 bayi meninggal pada tahun pertama kehidupan mereka di Amerika Serikat. Para peneliti memeriksa catatan dari lebih dari 1,2 juta kelahiran yang terjadi 2003-2011 di Pennsylvania, termasuk 5.530 kematian bayi. Kematian bayi didefinisikan sebagai kematian bayi sebelum ulang tahun pertamanya.
Para ibu diklasifikasikan sebagai underweight, berat badan normal, kelebihan berat badan atau obesitas, berdasarkan indeks massa tubuh sebelum hamil. Dalam setiap kelompok berat badan, para peneliti juga meneliti dampak kenaikan berat badan yang tidak tepat selama hamil terhadap kematian bayi. Kenaikan berat badan selama hamil yang direkomendasikan adalah 25 sampai 35 pound untuk wanita dengan berat badan normal atau 11-20 pound untuk wanita dengan kelebihan berat badan sebelum hamil.
"Obesitas dan kematian bayi adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling penting saat ini," kata salah satu penulis, Katherine Himes, MD, asisten profesor di Departemen Obstetri dan Ginekologi, Pittsburgh Graduate School of Public Health.
Referensi:
Lisa M. Bodnar, Lara L. Siminerio, Katherine P. Himes, Jennifer A. Hutcheon, Timothy L. Lash, Sara M. Parisi, Barbara Abrams. Maternal obesity and gestational weight gain are risk factors for infant death. Obesity, 2015; DOI: 10.1002/oby.21335
Temukan cara diet dan hidup sehat ala dokter yang terbukti secara ilmiah
Tuesday, November 24, 2015
Ini Dia Alasan Pentingnya Program Diet Secara Personal!
Para ilmuwan telah merilis hasil penelitian terbaru mengenai pentingnya program diet secara personal yang disusun berdasarkan faktor-faktor yang kompleks seperti mikroba usus dan gaya hidup. Hal itu disebabkan karena ternyata makanan yang sama dapat meningkatkan kadar gula darah yang berbeda antar individu.
Mana yang lebih mungkin untuk meningkatkan kadar gula darah: sushi atau es krim? Menurut Weizmann Institute of Science, jawabannya bervariasi dari satu orang ke orang lain. Penelitian yang dilakukan pada 800 orang yang kadar gulanya dipantau terus menerus selama 1 minggu mengungkapkan bahwa respon tubuh untuk semua makanan itu sangat individual.
Prof. Segal mengatakan, "Kami memilih untuk fokus pada gula darah karena peningkatan kadar merupakan faktor risiko utama untuk diabetes, obesitas, dan sindrom metabolik lainnya. Hasil besar yang kami temukan adalah adanya perbedaan kenaikan kadar gula darah antara individu yang satu dengan yang lainnya yang mengkonsumsi makanan yang identik. Oleh karena itu, penting untuk membantu setiap orang makanan yang sesuai untuknya dibandingkan memberikan saran diet secara universal."
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang mendasari respon kenaikan glukosa darah setiap orang terhadap makanan yang dia makan. Faktor tersebut nantinya akan bermanfaat untuk mengembangkan rekomendasi diet secara personal yang dapat mencegah obesitas, diabetes, dan sindrom metabolik yang lainnya.
Referensi:
David Zeevi, Tal Korem, Niv Zmora, David Israeli, Daphna Rothschild, Adina Weinberger, Orly Ben-Yacov, Dar Lador, Tali Avnit-Sagi, Maya Lotan-Pompan, Jotham Suez, Jemal Ali Mahdi, Elad Matot, Gal Malka, Noa Kosower, Michal Rein, Gili Zilberman-Schapira, Lenka Dohnalová, Meirav Pevsner-Fischer, Rony Bikovsky, Zamir Halpern, Eran Elinav, Eran Segal. Personalized Nutrition by Prediction of Glycemic Responses. Cell, 2015; 163 (5): 1079 DOI: 10.1016/j.cell.2015.11.001
http://maternitymaxidresses.blog.com/2015/11/23/chrissy-teigens-sexy-dress-with-john-legend-self-portrait-in-los-angeles/
https://cheapmaternitymaxidresses.wordpress.com/2015/11/23/more-sexy-with-ultra-low-cut-dress/
http://maternitymaxidresses.tumblr.com/post/133772360383/24-hours-on-balmain-dress-from-hm
Mana yang lebih mungkin untuk meningkatkan kadar gula darah: sushi atau es krim? Menurut Weizmann Institute of Science, jawabannya bervariasi dari satu orang ke orang lain. Penelitian yang dilakukan pada 800 orang yang kadar gulanya dipantau terus menerus selama 1 minggu mengungkapkan bahwa respon tubuh untuk semua makanan itu sangat individual.
Prof. Segal mengatakan, "Kami memilih untuk fokus pada gula darah karena peningkatan kadar merupakan faktor risiko utama untuk diabetes, obesitas, dan sindrom metabolik lainnya. Hasil besar yang kami temukan adalah adanya perbedaan kenaikan kadar gula darah antara individu yang satu dengan yang lainnya yang mengkonsumsi makanan yang identik. Oleh karena itu, penting untuk membantu setiap orang makanan yang sesuai untuknya dibandingkan memberikan saran diet secara universal."
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan faktor-faktor yang mendasari respon kenaikan glukosa darah setiap orang terhadap makanan yang dia makan. Faktor tersebut nantinya akan bermanfaat untuk mengembangkan rekomendasi diet secara personal yang dapat mencegah obesitas, diabetes, dan sindrom metabolik yang lainnya.
Referensi:
David Zeevi, Tal Korem, Niv Zmora, David Israeli, Daphna Rothschild, Adina Weinberger, Orly Ben-Yacov, Dar Lador, Tali Avnit-Sagi, Maya Lotan-Pompan, Jotham Suez, Jemal Ali Mahdi, Elad Matot, Gal Malka, Noa Kosower, Michal Rein, Gili Zilberman-Schapira, Lenka Dohnalová, Meirav Pevsner-Fischer, Rony Bikovsky, Zamir Halpern, Eran Elinav, Eran Segal. Personalized Nutrition by Prediction of Glycemic Responses. Cell, 2015; 163 (5): 1079 DOI: 10.1016/j.cell.2015.11.001
http://maternitymaxidresses.blog.com/2015/11/23/chrissy-teigens-sexy-dress-with-john-legend-self-portrait-in-los-angeles/
https://cheapmaternitymaxidresses.wordpress.com/2015/11/23/more-sexy-with-ultra-low-cut-dress/
http://maternitymaxidresses.tumblr.com/post/133772360383/24-hours-on-balmain-dress-from-hm
Sunday, November 15, 2015
Kelebihan Berat Badan Meningkatkan Risiko Kanker Usus Besar
Para ahli yang berbicara pada 23rd United European Gastroenterology Week (UEG Week 2015) di Barcelona, Spanyol mengungkapkan bukti kuat dari hubungan antara kelebihan berat badan dan risiko kanker usus besar. John Mathers, Profesor Nutrisi Manusia dari Institute of Medicine Seluler di Newcastle University di Inggris menyajikan data yang menunjukkan peningkatan secara keseluruhan 18% risiko relatif kanker usus besar setiap 5 unit peningkatan BMI.
"Selain itu, pada pria, sekarang ada bukti bahwa peningkatan lingkar pinggang di usia pertengahan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar," kata Prof Mathers. Risiko kanker usus besar itu meningkat hampir 60% pada pria yang mengalami peningkatan lingkar pinggang sekurangnya 10 cm selama 10 tahun. "Risiko kanker ini meningkat mungkin karena peradangan persisten pada orang dengan obesitas."
Prof. Mathers mengatakan "Sekarang ada bukti yang meyakinkan bahwa perubahan gaya hidup, memilih nutrisi yang baik dan seimbang serta menjadi lebih aktif secara fisik, dapat membantu mencegah obesitas dan ini akan menurunkan risiko kanker usus besar." Selain itu, bagi orang-orang yang sudah kelebihan berat badan, penurunan badan dapat mengurangi risiko kanker usus besar , tetapi ini adalah area yang memerlukan studi lebih lanjut.
"Kanker usus besar sangat terkait dengan usia, obesitas dan diet - dan didorong oleh peradangan," jelas Prof Mathers. "Kami sekarang dapat memberikan saran yang jelas masyarakat tentang manfaat tetap aktif secara fisik, makan makanan yang sehat dan menghindari kenaikan berat badan untuk menurunkan risiko kanker usus besar.
Selain dapat menurunkan risiko kanker usus besar, memiliki badan yang ideal juga akan memudahkanmu dalam memilih dress favoritmu lho. Jika lebih leluasa dalam memilih pakaian, kamu pun bisa mengenakan dress seksi impianmu di hari pernikahan.
"Selain itu, pada pria, sekarang ada bukti bahwa peningkatan lingkar pinggang di usia pertengahan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker usus besar," kata Prof Mathers. Risiko kanker usus besar itu meningkat hampir 60% pada pria yang mengalami peningkatan lingkar pinggang sekurangnya 10 cm selama 10 tahun. "Risiko kanker ini meningkat mungkin karena peradangan persisten pada orang dengan obesitas."
Prof. Mathers mengatakan "Sekarang ada bukti yang meyakinkan bahwa perubahan gaya hidup, memilih nutrisi yang baik dan seimbang serta menjadi lebih aktif secara fisik, dapat membantu mencegah obesitas dan ini akan menurunkan risiko kanker usus besar." Selain itu, bagi orang-orang yang sudah kelebihan berat badan, penurunan badan dapat mengurangi risiko kanker usus besar , tetapi ini adalah area yang memerlukan studi lebih lanjut.
"Kanker usus besar sangat terkait dengan usia, obesitas dan diet - dan didorong oleh peradangan," jelas Prof Mathers. "Kami sekarang dapat memberikan saran yang jelas masyarakat tentang manfaat tetap aktif secara fisik, makan makanan yang sehat dan menghindari kenaikan berat badan untuk menurunkan risiko kanker usus besar.
Selain dapat menurunkan risiko kanker usus besar, memiliki badan yang ideal juga akan memudahkanmu dalam memilih dress favoritmu lho. Jika lebih leluasa dalam memilih pakaian, kamu pun bisa mengenakan dress seksi impianmu di hari pernikahan.
Subscribe to:
Posts (Atom)