Banyak penelitian telah membuktikan pentingnya sarapan dalam mempengaruhi kualitas diet dan menurunkan risiko obesitas.
Special Supplemental Nutrition Program for Women, Infants, and Children (WIC) telah memberikan edukasi kepada lebih dari 8 juta ibu dan anak setiap tahunnya melalui edukasi individual maupun kelompok yang diberikan di klinik. Saat ini teknologi sudah sangat berkembang. WIC melakukan pengembangan edukasi mengenai nutrisi melalui internet. Efektivitas edukasi sarapan melalui internet belum banyak diteliti.
WIC melalukan penelitian terhadap 590 orang yang terbagi menjadi dua kelompok. 359 orang mengikuti edukasi kelompok di klinik, sedangkan sisanya mengikuti edukasi kelompok secara online.
Edukasi berfokus pada bagaimana agar tidak melewatkan sarapan dan memilih sarapan yang sehat untuk keluarga. Kedua kelompok diberikan questionare mengenai pengetahuan, sikap dan perilaku tentang sarapan baik sebelum mengikuti program maupun sesudah mengikuti program. Baik kelompok yang mendapatkan edukasi di klinik maupun kelompok yang mendapatkan edukasi secara online mengalami peningkatan yang sama.
Penemuan ini menggarisbawahi mengenai penggunaan internet sebagai media edukasi yang sangat potensial untuk mengubah gaya hidup masyarakat.
Referensi:
Lauren E. Au, Shannon Whaley, Nila J. Rosen, Martha Meza, Lorrene D. Ritchie. Online
and In-Person Nutrition Education Improves Breakfast Knowledge,
Attitudes, and Behaviors: A Randomized Trial of Participants in the
Special Supplemental Nutrition Program for Women, Infants, and Children. Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, 2015; DOI: 10.1016/j.jand.2015.10.012
Temukan cara diet dan hidup sehat ala dokter yang terbukti secara ilmiah
Tuesday, December 15, 2015
Obesitas meningkatkan penyebaran kanker indung telur
Peningkatan indeks massa tubuh telah lama terbukti meningkatkan risiko kanker indung telur. Penelitian terbaru ini membuktikan bahwa obesitas tidak hanya meningkatkan risiko kanker indung telur, namun juga meningkatkan penyebaran kanker. Dengan kata lain, sel kanker lebih mudah menyebar pada tubuh orang yang gemuk.
Kanker indung telur merupakan penyakit yang mematikan. Selain sulit terdeteksi, penyakit ini juga sangat progresif. Lebih dari 75% wanita yang terdiagnosis menderita kanker indung telur ternyata sudah terdapat penyebaran saat mereka baru terdiagnosis.
Riset terbaru yang dipimpin oleh M. Sharon Stack dari University of Notre Dame melakukan penelitian dengan model jaringan 3 Dimensi. Mereka menemukan bahwa sel tumor dapat menyebar dengan cara menempel pada sel yang ada di rongga perut yaitu sel mesotelial. Dalam lingkungan yang terdapat banyak lemak, kemampuan sel tumor untuk menempel pada sel ini dapat meningkat. Kemudian, para peneliti melakukan penelitian lanjutan dengan model tikus.
Tikus percobaan diberikan diet tinggi lemak dan dibandingkan dengan tikus kontrol yang diberikan diet standard. Ketika kelompok tikus yang diberikan diet tinggi lemak telah memiliki berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tikus kontrol, kedua kelompok tikus tersebut diinjeksi dengan sel kanker yang sudah diberi flurosensi agar mudah dilacak.
Setelah dilakukan follow up, sel kanker pada tikus yang memiliki berat badan yang lebih tinggi akan menyebar ke lebih banyak organ.
Para peneliti berharap penelitian selanjutnya dapat menemukan program diet yang dapat menghambat penyebaran sel kanker.
Referensi:
Y. Liu, M. N. Metzinger, K. A. Lewellen, S. N. Cripps, K. D. Carey, E. I. Harper, Z. Shi, L. Tarwater, A. Grisoli, E. Lee, A. Slusarz, J. Yang, E. A. Loughran, K. Conley, J. J. Johnson, Y. Klymenko, L. Bruney, Z. Liang, N. J. Dovichi, B. Cheatham, W. M. Leevy, M. S. Stack. Obesity Contributes to Ovarian Cancer Metastatic Success through Increased Lipogenesis, Enhanced Vascularity, and Decreased Infiltration of M1 Macrophages. Cancer Research, 2015; 75 (23): 5046 DOI: 10.1158/0008-5472.CAN-15-0706
Kanker indung telur merupakan penyakit yang mematikan. Selain sulit terdeteksi, penyakit ini juga sangat progresif. Lebih dari 75% wanita yang terdiagnosis menderita kanker indung telur ternyata sudah terdapat penyebaran saat mereka baru terdiagnosis.
Riset terbaru yang dipimpin oleh M. Sharon Stack dari University of Notre Dame melakukan penelitian dengan model jaringan 3 Dimensi. Mereka menemukan bahwa sel tumor dapat menyebar dengan cara menempel pada sel yang ada di rongga perut yaitu sel mesotelial. Dalam lingkungan yang terdapat banyak lemak, kemampuan sel tumor untuk menempel pada sel ini dapat meningkat. Kemudian, para peneliti melakukan penelitian lanjutan dengan model tikus.
Tikus percobaan diberikan diet tinggi lemak dan dibandingkan dengan tikus kontrol yang diberikan diet standard. Ketika kelompok tikus yang diberikan diet tinggi lemak telah memiliki berat badan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tikus kontrol, kedua kelompok tikus tersebut diinjeksi dengan sel kanker yang sudah diberi flurosensi agar mudah dilacak.
Setelah dilakukan follow up, sel kanker pada tikus yang memiliki berat badan yang lebih tinggi akan menyebar ke lebih banyak organ.
Para peneliti berharap penelitian selanjutnya dapat menemukan program diet yang dapat menghambat penyebaran sel kanker.
Referensi:
Y. Liu, M. N. Metzinger, K. A. Lewellen, S. N. Cripps, K. D. Carey, E. I. Harper, Z. Shi, L. Tarwater, A. Grisoli, E. Lee, A. Slusarz, J. Yang, E. A. Loughran, K. Conley, J. J. Johnson, Y. Klymenko, L. Bruney, Z. Liang, N. J. Dovichi, B. Cheatham, W. M. Leevy, M. S. Stack. Obesity Contributes to Ovarian Cancer Metastatic Success through Increased Lipogenesis, Enhanced Vascularity, and Decreased Infiltration of M1 Macrophages. Cancer Research, 2015; 75 (23): 5046 DOI: 10.1158/0008-5472.CAN-15-0706
Buang Lemak Dari Pankreas, Diabetes Dapat Disembuhkan!
Para ilmuwan dari Newcastle menemukan bahwa penumpukan lemak di sekitar pankreas berperan dalam mekanisme terjadinya penyakit diabetes tipe 2. Mereka juga menyebutkan bahwa memangkas lemak yang berada di pankreas sebesar 1 gram saja dapat mengembalikan fungsi pankreas dan menyembuhkan diabetes.
Diabetes Tipe 2 telah menyerang hampir 10% dari seluruh jumlah masyarakat di dunia. Jika dahulu hanya orang dewasa yang bisa terkena penyakit kencing manis ini, saat ini banyak remaja dan anak-anak yang sudah terkena diabetes. Penyakit ini menyebabkan terlalu banyak kadar gula yang beredar di dalam darah yang disebabkan karena pankreas tidak bisa menghasilkan insulin yang cukup atau insulin yang beredar di dalam darah tidak bisa bekerja dengan baik. Insulin merupakan hormon yang bertugas memecah gula menjadi energi yang dapat digunakan oleh sel-sel tubuh manusia.
Dalam penelitian ini, para peneliti yang dipimpin oleh Profesor Roy Taylor melibatkan 18 orang dengan diabetes dan 9 orang tanpa diabetes. Para responden tersebut diukur berat badan, banyaknya lemak di pankreas, dan respon insulin baik sebelum maupun sesudah operasi bariatrik. Para responden tersebut sudah diseleksi yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan terapi operasi bariatrik. Setelah dilakukan operasi, kelompok yang menderita diabetes tidak lagi diberikan pengobatan diabetes.
Kelompok yang menderita diabetes memiliki lemak di pankreas lebih banyak dibanding kelompok yang tidak menderita diabetes. Setelah dilakukan operasi, kedua kelompok responden memperlihatkan penurunan berat badan yang sama, yaitu sekitar 13% dari berat badan sebelum operasi. Jumlah lemak di pankreas pada kelompok penderita diabetes juga kembali ke normal setelah dilakukan operasi bariatrik.
Hal ini menunjukkan bahwa kelebihan lemak di daerah pankreas merupakan tanda yang spesifik pada penderita diabetes tipe 2. Inilah yang menyebabkan produksi dan kerja insulin menjadi terganggu. Ketika kelebihan lemak di pankreas dihilangkan, produksi insulin kembali normal. Dengan kata lain, penyakit diabetes sudah sembuh.
Profesor Taylor mengatakan, "Untuk penderita diabetes tipe 2, penurunan berat badan akan membantu membuang lemak yang ada di sekitar pankreas sehingga organ ini dapat bekerja kembali dengan normal. Jika Anda bertanya mengenai berapa penurunan berat badan yang dibutuhkan agar penyakit diabetes dapat disembuhkan, jawabannya adalah hanya 1 gram. Namun, 1 gram ini merupakan lemak yang dibuang dari sekitar pankreas. Saat ini, cara untuk mencapai hal itu adalah dengan melakukan pembatasan kalori dengan diet atau dengan operasi."
Penemuan ini akan mengubah pemikiran kita mengenai diabetes. Dahulu, diabetes tipe 2 dianggap penyakit kronis yang progresif dan tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikontrol dengan perubahan gaya hidup sehat dan obat ataupun insulin. Penelitian yang dilakukan Profesor Taylor dan tim ini telah menggarisbawahi pentingnya penurunan berat badan untuk membuang lemak di daerah pankreas sehingga dapat mengembalikan fungsi insulin pada penderita diabetes menjadi normal kembali.
Referensi:
Sarah Steven, Kieren G. Hollingsworth, Peter K. Small, Sean A. Woodcock, Andrea Pucci, Benjamin Aribisala, Ahmad Al-Mrabeh, Ann K. Daly, Rachel L. Batterham, and Roy Taylor. Weight Loss Decreases Excess Pancreatic Triacylglycerol Specifically in Type 2 Diabetes. Diabetes Care, December 2015 DOI: 10.2337/dc15-0750
http://zuraydasakina.blog.fc2.com/blog-entry-8.html
Subscribe to:
Posts (Atom)